News

PT. AKR Corporindo, Tbk

AKRA Memaparkan Pencapaian Tahun Berjalan 2019 dan Strategi Bisnis di Masa Depan

August 27, 2019

PT AKR Corporindo Tbk (IDX ticker code: AKRA.IJ), distributor petroleum, bahan kimia dasar serta penyedia jasa logistik & supply chain di Indonesia, hari ini tanggal 27 Agustus 2019, menyampaikan strateginya ke depan dan kinerja selama 6 bulan 2019 dalam acara Public Expose Live 2019 yang diselenggarakan oleh PT Bursa Efek Indonesia. 

Acara Public Expose Live 2019 ini dihadiri oleh jajaran Manajemen Perusahaan juga peserta dari investor institusi, analis pasar modal serta publik yang mengakses melalui webinar secara langsung.  


Dalam acara tersebut, Presiden Direktur AKRA Bpk. Haryanto Adikoesoemo menjelaskan perkembangan terbaru serta menjabarkan strategi perseroan untuk mendorong pertumbuhan ke depan: “Untuk mendukung pertumbuhan usaha di masa datang, Perusahaan telah  mengambil beberapa inisiatif strategi untuk mengembangkan usaha di sektor-sektor yang bertumbuh tinggi, termasuk bekerja sama dengan Prinsipal  yang menambah kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan bahan kimia dasar domestik yang terus meningkat. “

AKRA optimis dengan permintaan BBM domestik yang diperkirakan akan terus tumbuh. Bekerjasama dengan BP, AKR mengembangkan segmen BBM Ritel dan masuk ke sektor distribusi BBM penerbangan (avtur)”, menurut Bpk. Haryanto Adikoesoemo.

Perusahaan melihat peluang besar di segmen ritel, mengingat jumlah kendaraan yang terus meningkat setiap tahun dan kurangnya jumlah SPBU yang ada. Melalui joint venture bersama perusahaan minyak  BP dari Inggris di anak perusahaan PT Aneka Petroindo Raya (APR),  Perusahaan  mengembangkan SPBU BP dan saat ini telah membuka beberapa lokasi  tersebar di Jabodetabek dan Surabaya. Perusahaan berencana membuka 350 SPBU BP selama 10 tahun mendatang, termasuk dengan  sistem dealer yang akan memberi kesempatan bagi banyak investor untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan bisnis AKR.

Bersama BP, Perusahaan juga sudah memulai usaha distribusi avtur, ditandai dengan soft-opening Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) di Bandar Udara Khusus IMIP (Morowali) di bulan Agustus 2019.

Untuk mengimbangi ekspansi di usaha distribusi dan perdagangan, Perusahaan juga terus berinvestasi menambah kapasitas sarana logistik, termasuk terminal tangka penyimpanan yang telah tumbuh tiga kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir menjadi 736.000 KL saat ini. Perusahaan juga dalam proses penyelesaian tambahan 100.000 KL kapasitas di anak usahanya Jakarta Tank Terminal (JTT) di semester ke dua ini .


JIIPE sebagai Kawasan Industri dan Pelabuhan Terpadu siap mendukung program Pemerintah untuk meningkatkan industri manufaktur 

Perusahaan juga mengembangkan JIIPE, sebuah Proyek Strategis Nasional seluas 3.000 ha dimana Kawasan Industri terintegrasi dengan Pelabuhan laut dalam yang akan menarik klien industrial sebagai basis manufaktur, termasuk untuk sektor smelter, bahan kimia dan barang konsumsi. Fasilitas lengkap infrastruktur dan utilitas diharapkan juga akan memberikan kontribusi pendapatan berulang di masa datang. Prospek positif untuk sektor industri di Indonesia akan memberikan dampak positif pada peningkatan penjualan Kawasan Industri JIIPE. Sementara itu, dibangunnya akses langsung yang menghubungkan jalan tol Krian-Legundi-Bunder Manyar ke pintu masuk JIIPE akan semakin  memperlancar transportasi. 

Dari sisi fasilitas infrastruktur, JIIPE dilengkapi dengan Pelabuhan laut  dengan konsesi 76 tahun, pembangkit listrik  hingga 500 MW, fasilitas pengolahan air bersih dan pengolahan limbah, jaringan pipa gas dan fiber optic. Lengkapnya akses dan infrastruktur di JIIPE diharapkan akan mengurangi biaya logistik bagi perusahaan yang berinvestasi sehingga industri nasional bisa lebih kompetitif. 


Kinerja Laba Inti yang Stabil di 1H2019

Selama 1H2019, Perusahaan mampu mempertahankan kinerjanya: 

  • Perusahaan mencatat laba kotor dan laba usaha sebesar Rp 837 miliar dan Rp 493 miliar, masing-masing sekitar 2% lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu, walaupun pendapatan turun menjadi Rp 9.714 miliar  karena  pengaruh pergerakan harga minyak bumi dan bahan kimia dunia.
  • Laba bersih inti (core net profit) tercatat sebesar Rp 391 miliar,  dibanding 1H2018 sebesar Rp 385 miliar.  Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk  terlihat turun  karena pada periode sama tahun lalu AKRA membukukan Rp1.121 miliar setelah mendapat tambahan laba (extraordinary gain) sebesar Rp736 miliar, terutama dari hasil divestasi aset di China.


Posisi Keuangan yang kuat dan komitmen kepada pemegang saham

AKRA mencatat posisi aktiva sebesar Rp 19,94 triliun dan  saldo ekuitas Rp9,88 triliun dengan rasio net gearing yang sehat di 0,38x per 31 Juni 2019. Sementara itu, Pefindo juga mempertahankan peringkat obligasi Perusahaan pada idAA- dengan outlook stabil.

Sebagai komitmen kepada pemegang saham dan bagian dari tata kelola perusahaan yang baik, Perusahaan selalu konsisten membagikan dividen kepada pemegang saham, sesuai kebijakan yaitu rasio pembayaran minimum 30% untuk laba di atas Rp 50 miliar. Selama periode 2009-2018, Perusahaan telah membagikan dividen dengan rasio rata-rata 47%. Untuk 2019, Perusahaan baru saja membagikan dividen interim sebesar Rp60 per saham pada tanggal 16 Agustus 2019.


Atas Nama Direksi

PT AKR Corporindo Tbk.



Download